Jul 8, 2010

Kisah William Colgate

Anda pernah melihat produk dibawah ini ?





 

Ya, Produk tersebut adalah buatan Perusahaan Colgate di Amerika. Tapi tahukah anda bahwa ada cerita kesetiaan yang luar biasa dibalik semuanya ? Berikut ceritanya

 William Colgate lahir pada 25 Januari 1783 di Kent, Inggris. Karena konflik politik, Colgate dan orangtuanya terpaksa meninggalkan Inggris pada Maret 1798 dan menjadi imigran di Amerika Serikat. Mereka menetap di sebuah perkebunan di Harford Co.,
Maryland. Untuk bertahan hidup, keluarga ini bekerja sama dengan Ralph Maher memulai usaha pembuatan sabun dan lilin. Namun usaha ini tidak bertahan lama dan keadaan pun mulai memburuk bagi keluarga Colgate. Suatu hari, di tengah kegagalan dan krisis, seorang rekan menasihatinya, “Berikan hatimu bagi Kristus. Berilah kepada Kristus apa yang menjadi milik-Nya. Buatlah sabun dengan jujur. Berikan persembahanmu dengan jujur... dan seseorang akan menjadi pembuat sabun ternama di New York. Orang itu mungkin saja kamu.”

Pada 1804, Colgate bekerja sebagai tenaga magang di sebuah perusahaan sabun. Dari situlah ia belajar banyak mengenai liku-liku dunia bisnis. Ia bekerja dengan penuh dedikasi dan selalu belajar dari berbagai sumber, termasuk dari mereka yang gagal (Ams. 24:30-32). Setelah perusahaan itu tutup, Colgate merintis usahanya sendiri. Hanya dalam waktu enam bulan perusahaannya sudah mampu membuat produk-produk baru dengan bahan kanji. Kemudian menyusul sabun tangan, sabun toilet, dan sabun cukur.

Meski Colgate sangat sibuk dalam mengelola usahanya, ia tidak melupakan Tuhan. Kesuksesan Colgate dicapai karena ia mengikuti prinsip-prinsip Alkitab. Seperti Yakub yang berjanji memberi persembahan sulung kepada Tuhan, maka Colgate juga membuat janji yang sama. Sepuluh persen dari keuntungannya selalu diberikan kepada Tuhan. Tuhan pun memberkatinya dalam berbagai hal. Bisnisnya berkembang dengan cepat dan Colgate pun menjadi salah satu pengusaha ternama di New York. Bahkan pernikahannya dengan Mary Gilbert pada 1811 disebut sebagai “Persekutuan yang indah dengan seorang yang menyenangkan.” Tuhan tidak menganggap sepi pengabdian yang dilakukan dengan sepenuh hati.

Colgate berusaha menjadikan Tuhan sebagai prioritas yang utama, ia secara bertahap memerintahkan akuntannya untuk meningkatkan jumlah persembahannya, dari 20 menjadi 30 persen hingga 50 persen !! Ketika ia terus berkomitmen untuk memberi, perusahaannya menjadi semakin diberkati Tuhan. Kini perusahaan Colgate menjadi salah satu perusahaan tertua dan terbesar di Amerika Serikat dengan 221 cabang di dunia. Jadi, berani memberi seperti Colgate ? 

Perkara besar dimulai dari kesetiaan perkara kecil

1 comment:

  1. Memang tawa kalau orang suka memberi tambah diberi sama TUHAN...luar biasa

    ReplyDelete